KONSEP “KEKASIH” DALAM SAJAK “KAWIN KU KAWIN”, ”GADIS RAMBUT PANJANG”,DAN “MASJID IV” Karya: Hari Leo Aer

Ilustrasi By: Ghordon Jhonson (Pixabay)

A.   PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang Maslah

     Puisi merupakan salah satu karya sastra yang setiap zaman selalu mengalami perubahan dan perkembangan, hal tersebut diikuti dengan perubahan konsep estetik dari puisi itu dan sesuai dengan selera masyarakat yang berkembang. Karena sifat puisi yang sangat luas, maka dalam memahami puisi pun sering mengalami kesulitan. Hal tersebut disebabkan karena kemajuan seni yang semakin maju dari waktu ke waktu sehingga memacu pembaca agar memiliki pemahaman yang lebih maju lagi.

     Menganalisis sajak pada dasarnya bertujuan untuk memahami makna dari sajak. Menganalisis sajak adalah upaya untuk mengetahui makna dari sajak dan memberikan makna kaepada teks sajak, agar maksud dari pengarang dapat diterima setelah dilakukan analisis. Setiap sajak harus dianalisis agar mendpatkan makna yang terkandung pada sajak tersebut sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh pembacanya.

     Dalam kumpulan puisi Menggambar Angin karya Hari leo Aer penulis akan menganalisis sajak yang berjudul “Kawin Ku Kawin”, “Masjid IV”, “Gadis Rambut Panjang”   sajak tersebut akan dianalisis menggunakan teori Hermeneutik Paul Ricour. Dengan demikian, analisis sajak menggunakan teori Hermeneutik Paul Ricour diharapkan memberi kemudahan pada pembaca dalam memahami sajak secara lebih mendalam.

2. Rumusan maslah

     Berdasarkan pembatasan maslah di atas, permasalahan yang dapat di analisis sebagai berikut:
a) Metafora dalam sajak “Kawin Ku Kawin”, “Masjid IV”, “Gadis Rambut Panjang”  pada kumpulan sajak Menggambar Angin Karya Hari Leo Aer.
b) Konsep dan simbol dalam sajak “Kawin Ku Kawin”, “Masjid IV”, “Gadis Rambut Panjang”  pada kumpulan sajak Menggambar Angin karya Hari Leo Aer.

3. Tujuan

     Tujuan dari analiasis ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui simbol “Kekasih” dalam sajak “Kawin Ku Kawin”, “Masjid IV”, “Gadis Rambut Panjang”  pada kumpulan puisi Menggambar Angin Karya Hari Leo Aer
b) Untuk mengetahui metafora pada sajak “Kawin Ku Kawin”, “Masjid IV”, “Gadis Rambut Panjang”  pada kumpulan puisi Menggambar Angin karya Hari leo Aer
c) Untuk mengetahui konsep “Kekasih” dalam sajak “Kawin Ku Kawin”, “Masjid IV”, “Gadis Rambut Panjang”  pada kumpulan Puisi Menggambar Angin karya Hari Leo Aer.

 B. TEORI DAN METODE
1.  Teori Hermeneutika

     Hermeneutika adalah teori tentang bagaimana pemahaman dalam menafsirkan teks (Ricour dalam Heru Kurniawan, 1981: 43), dan palmer, (2003: 8). Jadi gagasan utama dalam teori ini yaitu mencakup pemahaman terhadap teks dan lebih mengarah ke pemahaman mengenai dan interpretasi. Hal ini menyatakan bahwa gagasa utama dalam hermeneutika adalah pemahaman (understanding) pada teks”. (Ricour dalam Heru Kurniawan, 1981: 146) menjelaskan bahwa teks merupakan sebuah wacana yang dibakukan lewat bahasa. Ricour juga menegaskan bahwa teks bukanlah sekedarinskripsi (pembakuan ke dalam tulisan). Serta teks sebagai wacana yang dikembangkan Ricour ini mengacu pada dialektika antara peristiwa dan makna, yaitu peristiwa sebagai proposisi yang dianggap sebagai fungsi predikatif yang digabung dalam identifikasi. Dengan begitu peristiwa diaktualisasikan sebagai peristiwa, dan semua wacana dapat dipahami sebagai makna.
     
2. Metafora

     Dalam kamus besar bahasa Indonesia, metafora yaitu pemakaian kata atau kelompok yang tidak menggunakan kata yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Makna metafora dapat diperoleh melalui, sedikitnya proposisi(kalimat) sebagai unsur terkecil wacana dan bahasa mempunyai makna bila dipergunakan dalam kalimat. Demikian halnya dengan puisi, puisi akan menemukan eksistensinya setelah diapresiasikan dalam konstruksi proposisinya dan wacana. Metafora tampil sebagai jenis jawaban pada ketidakkonsistenan tindak tutur metaforis yang dituturkan secara harafiah.

3. Simbol

     Dalam kamus besar bahasa Indonesia simbol adalah lambang. Ricour mendefinisikan simbol sebagai struktur sebagai penandaan yang didalamyaada sebuah makna langsung, pokok atau literer menunjuk kepada makna tambahan, makna lain tidak langsung, sekunder dan figuratif yang hanya dapat dipahami melalui yang pertama. Kajian simbol berjalan dengan dua kesulitan untuk masuk ke struktur gandanya, simbol memiliki bidang penelitian yang terlalu banyak dan terlalu beraneka ragam. Bidang yang dibahas oleh Ricour ada tiga

1. Psikoanalisis ,misalnya; berhubungan dengan mimpi-mimpi, gejala-gejala lain, dan objek budaya yang dekat dengan mereka sebagai penyimbolan konflik psikis yang dalam.
2. Sastra (puisi), misalnya; simbol sebagai imaji istimewa suatu puisi.
3. Kesejarahan agama, yang diikat oleh kepercayaan-kepercayaan suci, misal dalam simbol-simbol kitap suci.

     Kedua konsep simbol tersebut mendekatkan pada dua dimensi atau dua semeta wacana, yaitu tatana linguistik dan tatanan nonlinguistik.

C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

     Konsep “Kekasih” dalam sajak “Kawin Ku Kawin”, “Masjid IV”, “Gadis Rambut Panjang”  pada kumpulan sajak Menggambar Angin karya Hari Leo Aer: Analisis metafora dan simbol.
Pemahaman pada metafora dapat menjadi panduan untuk memahami teks, pada karya sastra. Sudut pandang itu berhubungan dengan penjelasan, yaitu metafora berhubungan dengan konsep makna. Sedangkan sudut pandang interfretasi, metafora mengembangkan aspek reference, yaitu dunia orientasi pada refleksi diri sendiri ( Ricour, 1981: 171).

     Sebuah kata mendapatkan makna metaforisnya dalam konteks-konteks (wacana)  yang sepesifik. Dalam konteks tersebut, sebuah kata diperlawankan oleh kata-kata lain yang dipahami secara literal minimal pada konteks preposisi dengan adanya kehadiran unsur presisi ( Ricour, 1981: 170).

     Konsep simbol, menurut Ricour (1976: 53), menyadarkan kepada semesta wacana, yaitu semua tatanan linguistik dan tatanan non linguistik. Ciri simbol linguistik dibuktikan oleh fakta bahwa mungkin untik membangun semantik simbol, yaitu yang menjelaskan struktur simbol berdaasrkan makna signifikasi. Jadi, simbol memiliki makna ganda atau makna urutan pertama dan urutan kedua. Akan tetapi, dimensi nonlinguistik ini hanya jelas sebagai dimensi linguistik.

Sajak ”Kawin Ku Kawin”

Biarkan lampu itu padam
Jangan merasa terusik
Mataku tidak terhalang
Menangkap lekuk tubuhmu telanjang

Masuk dalam rahimku kekasih
Tancapkan tonggak  sedalam mungkin
Taburkan benih secukupnya diladangku
Agar  tumbuh ribuan pohon cinta

Aku sudah masuk dalam rahimu kekasih
Tonggak sudah aku tancapkan
Sedalam pikir dan rasaku
Pejamkan mata rasakan getar nadi
Yang terus mengalir tiada henti
Kedarahku

Adalah kepalku berlayar dikejauhan hati
Adalah dendangku lepas dicakrawala
Adalah diamku mati terkubur sunyi

Bulan menyala garang
Kelambu bergerak perlahan
Jadilah perjalanan panjang melelahkan
Dibatas hening kami berlayar
Jauh dan jauh entah sampai dimana

1989

1. Metafora dalam Sajak “Kawin Ku Kawin”

     Judul “Kawin Ku Kawin” menyiratkan suatu arti tentang hubungan seksual aku lirik dengan mengtakan “Kawin Ku Kawin” untuk memperjelas judul. Sajak “Kawin Ku Kawin” seolah menggambarkan percakapan antara “aku lirik” dan kekasihnya (kekasih aku lirik)

(1)   Biarkan lampu itu padam
Jangan merasa terusik
Mataku tidak terhalang
Menangkap lekuk tubuhmu telanjang

     Bait pertama diatas mengungkapkan ajakan “aku lirik” kepada kekasih “aku lirik”, bahwa “aku lirik” membiarkan agar berda di kegelapan. Kata  “lampu” mempunyai arti alat untuk menerangi dan “padam” yang mempunyai arti tidak menyala atau mati. Lampu dan padam mempunyai keterkaitan yaitu alat penerang yang tak lagi menyala atau mati.
Lalu bait pertama baris kedua menjelaskan  “jangan merasa terusik” aku lirik membisikan kepada pasanganya(kekasih aku lirik) jangan merasa terganggu, kerene diperjelas dengan kata “terusik” kata terusik itu sendiri dalam kamus besar bahasa indonesia berati (perbuatan menggangu/ganguan) dan sebelum kata “terusik” ada kata “jangan merasa” dan kata tersebut dalam kamus besar bahasa indonesia berati (larangan untuk tidak menghiraukan).

     Bait pertama baris ketiga menjelaskan tentang “mataku tidak terhalang” bahwa aku lirik menyatakan pandanganya tidak terhalang, kata  “terhalang” dalam kamus bahasa indonesia yang berarti tidak ada yanga menghalang-halangi. Jadi maksud “aku lirik” yaitu walaupun gelap tidak ada yang menghalangi pandangan matanya untuk melihat kekasih “aku lirik”.

     Metafora- pernyataan muncul pada “Menangkap lekuk tubuhmu telanjang” maksud dari “aku lirik” melihat kekasihnya “aku lirik” tidak memekai sehelai kain penutup. kata “menangkap” dalam kamus bahasa Indonesia yaitu memegang dengan tangan. Sedangkan “lekuk”  memiliki arti berongga lekung atau jeluk, berlekuk kedalam. Jadi maksud dari “aku lirik” disini yaitu melihat seluruh tubuh kekasihnya “aku lirik” tidak memakai baju sama sekali.

     Dalam bait pertama sajak “Kawin Ku Kawin” menyimpulkan bahwa “aku lirik” meyuruh kekasih “aku lirik” untuk tidak menghiraukan lampu yang mati dan berkata pada kekesihnya agar tidak merasa terganggu dengan padamnya lampu tersebut. Karena “aku lirik” masih dapat melihat walaupun dalam keadaan gelap, dapat melihat kekasihnya yang tidak memakai sehelai baju.

(2)   Masuk dalam rahimku kekasih
Tancapkan tonggak  sedalam mungkin
Taburkan benih secukupnya diladangku
Agar  tumbuh ribuan pohon cinta

     Bait kedua diatas menerangkan bahwa kekasih “aku lirik” menanggapi ajakan “aku lirik” untuk berhubungan seksual. Karena dalam bait kedua dalam sajak tersebut berbunyi “Masuk dalam rahimku kekasih” jadi kekasih “aku lirik” sudah siap untuk berhubungan seksual, kata “rahim” dalam kamus bahasa Indinesia memiliki arti kantong selaput dalam perut, tempat janin(bayi). Jadi kekasih “aku lirik” menyuruh “aku lirik” untuk segera melakukan hubungan seksual.

     Lalu dalam bait kedua baris kedua menjelaskan bahwa kekasih aku lirik menyuruh “aku lirik” untuk menancapkan kemaluanya kedalam kemaluanya kekasih, karena dalam baris kedua dalam sajak tersebut berbunyi “Tancapkan tonggak  sedalam mungkin” serta kata “tonggak” sendiri dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti balok (kayu, batu dll) yang dipasang tegak. Jadi maksud dari baris kedua dalam sajak tersebut yaitu kekasih “aku lirik” menyuruh “aku lirik” untuk memasukan kemaluanya kedalam kemaluannya sedalam mungkin.

     Baris ketiga dalam sajak “Taburkan benih secukupnya diladangku” menjelaskan bahwa kekasih “aku lirik” menyuruh “aku lirik” untuk memberikan seperma kedalam rahimnya. Kata “taburkan” mempunyai arti deberi atau dipasangi, sedang “benih” mempunyai arti biji atau buah yang disediakan untuk ditanam, bibit atau semaian yang untuk ditanam, seperma atau bibit pengembangan ternak, sesuatu yang akan tumbuh atau menjadi, kata “secukupnya” yang memiliki arti dapat memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan, tidak kurang , dan kata “diladangku” memiliki arti tanah yang sedang diusahakan untuk ditanami ubi, jagung, dll dengaan tidak diairi, tanah atau tempat yang luas yang mempunyai sumber daya alam seperti minyak, perempuan yang sudah kawin. Maksud dari baris ketiga dalam sajak tersebut yaitu kekasih “aku lirik” menyuruh “aku lirik untuk memberikan seperma atau bakal anak yang penting dapat memenuhi atau tidak kurang kedalam rahimya.

     Metafora dalam sajak muncul pada baris keempat “Agar  tumbuh ribuan pohon cinta” yaitu “pohon cinta” pohon sendiri dalam kamus besar bahasa indonesia yaitu tumbuhan yang berbatang keras dan besar, pokok kayu. Serta cinta yang memiliki arti suka sekali, sayang benar, kasih sekali(terpikat antara laki-laki dan perempuan. Maksud dari kekasih “aku lirik” disini adalah kekasih “aku lirik” agara “aku lirik” lekas berhubungan seksual denganya, dan segera memasukan kemaluanya kedalam kemaluannya sedalam mungkin serta memberikan benih atau seperma kedalam rahimnya agar membuahi sel telurnya. Sseperma- seperma tersebut dapat berkembang menjadi calon anak.

(3)   Aku sudah masuk dalam rahimu kekasih
Tonggak sudah aku tancapkan
Sedalam pikir dan rasaku
Pejamkan mata rasakan getar nadi
Yang terus mengalir tiada henti
Kedarahku

     Dalam bait ketiga menjelaskan bahwa “aku lirik” sudah memasukan kemaluanya kedalam alat kemaluan kekasihnya. “Kekasih” yang dimaksud disini adalah kekasih dari “aku lirik”. Lalu dalam baris kedua  mendukung baris yang pertama bahwa “aku lirik” sudah memasukan kemaluanya kedalam kemaluan kekasihnya sedalam mungkin. Serta baris ketiga menerangkan bahwa “aku lirik” merasakan hubungan seksualnya dengan kekasihnya itu dirasakan puas. Dan baris keempat “aku lirik” menutup mata dan menyuruh kekasihnya menutup mata, untuk menikmati hubungn seksualnya itu serta menikmati gerakan atau gesekan dari kemaluan “aku lirik”, dalam baris kelima juga mendukung dari isi sajak baris keempat, yaitu kekasih dan “aku lirik” menikmati hubungan seksual itu yang tdak ada hentinya “aku lirik” menggerakan kemaluanya secara maju hingga menjadi calon anak yang berada dirahim kekasihnya.

(4)   Adalah kepalku berlayar dikejauhan hati
Adalah dendangku lepas dicakrawala
Adalah diamku mati terkubur sunyi

     Dalam  bait keempat menerangkan bahwa kekasih “aku lirik” dengan mengenggam tangan “aku lirik” dan selimut yang menutupi tubuhnya tidak lagi menutupi tubuh merekan, dan mereka menikmati hubungan itu sampai kedalam perasaan yang paling dalam. Dalam baris kedua bait keempat menerangkan bahwa kekasih “aku lirik” menikmati hubungan seksual dengan “aku lirik”. Ada kata dendangku yang berarti nyanyian rasa senang, gembira dapat bergerak sampai kemana-mana tidak terlambat, dari arti kata tersebut dapat dipersepsikan bahwa kekasih “aku lirik” mendesah-desah menikmati hubungan seksualnya dengan “aku lirik” hingga dia merasa sampai ke puncak tertinggi. Lalu baris ketiga memiliki makna, bahwa kekasih “aku lirik” sudah sampai puncak kenikmatan yang dirasakan dan lemaas memejamkan mata.

(5)   Bulan menyala garang
Kelambu bergerak perlahan
Jadilah perjalanan panjang melelahkan
Dibatas hening kami berlayar
Jauh dan jauh entah sampai dimana

     Dalam bait kelima menjelaskan bahwa”aku lirik” masih berhasrat ingin berhubungan seksual dengan kekasih”aku lirik”. Dengan ditunjukan pada kata”Bulan menyala garang”. Lalu baris kedua menjelaskan bahwa “aku lirik” masih berhubungan dengan kekasih, dengan ditunjukan pada kata” Kelambu bergerak perlahan”. Dan baris ketiga menjelaskan bahwa “aku lirik” merasa hubungan seksualnya dengan kekasih”aku lirik” berjalan cukup lama hingga “aku lirik” merasa kelelahan setelah berhubungan seksual dengan kekasih”aku lirik”. Baris keempat menjelaskan bahwa digaris kesepian mereka merasakan hubungan yang telah mereka lakukan sangat nikmat dengan berselimut kain tebal. Lalu baris kelima menjelaskan bahwa mereka sangat menikmati hubungan tersebut hingga mereka berdua tidak bisa merasakan kenikmatan hubungan mereka tersebut, dengan ditunjukan pada kata”Jauh dan jauh entah sampai dimana”.

Simbol Kekasih dalam Sajak “Kawin Ku Kawin”

     Simbol “kekasih” dalam sajak “ Kawin Ku Kawin” berada dalam bait kedua baris pertama dan bait ketiga baris pertama. Dalam sajak “Kawin Ku Kawin” penulis mengibaratkan bahwa “Kekasih” dalam sajak tersebut yaitu pacar dari “aku lirik”. Jadi dalam baris kedua baris pertama dan bait ketiga baris pertama “Kekasih yang dimaksud adalah pacar atau belahan jiwanya “aku lirik”.

Konsep Kekasih

     Konsep kekasih pada sajak “ Kawin Ku Kawin” berangkat dari sebuah pasangan kekasih antara “aku lirik” dan kekasinya”aku lirik” dan mereka berdua melakukan hubungan seksual. Kekasih dalam sajak diartikan sebagai pacar atau belahan jiwa dari “aku lirik”, dalam sajak tersebut “aku lirik” dan kekasih “aku lirik” melakukan hubungan seksual dalam tempat tidurnya tanpa ada cahaya. Serta konsep ”Kekasih” dalam kehidupan nyata memang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Karena manusia itu diciptakan secara berpasang-pasangan.

3. Sajak “Gadis Rambut Panjang”
Tang bintang gemintang
Cahya suram sukma mengambang

Sih kasih dikasih
Kekasih datang tanpa ingatan

Ngis tangis ditangis
Dianya menangis rindu

Kit sakit disakit
Dianya sekarang sakit

Lan jalan kepadaku
Agar sembuh sakitmu
Diam tangismu
Sirna rindumu
Hilang bencimu
Karena kencanaku senyum

Yogya, 1978

Metafora dalam “Gadis Rambut Panjang”

     Dalam sajak “Gadis Rambut Panjang”  menyiratkan suatu arti tentang kekasih sedang kangen dengan “aku lirik” sehingga dia menangis merasakan sakit karena tidak bisa bertemu dengan “aku lirik”. Lalu “aku lirik menyuruh kekasihnya untuk datang agar rindunya segera dapat terobati.

(1)   Tang bintang gemintang
Cahya suram sukma mengambang

     Dalam bait pertama menjelaskan bahwa impian impian yang diimpikan oleh kekesih “aku lirik” tidak jelas, karena bait kedua menerangkan bahwa kekasih “aku lirik” pancaran nyawa atau jiwa kekasih “aku lirik” sedang redup atau tidak terang dand pancaran nyawa atau jiwa kekasih “aku lirik” melayang tidak jelas.

(2)   Sih kasih dikasih
Kekasih datang tanpa ingatan

     Dalam bait kedua menjelaskan bahwa kekasih dari “aku lirik” inginn diperhatikan atau diberi kasih sayang oleh “aku lirik”. Lalu baris kedua menjelaskan tentang kerinduanya kekasih yang ingin selalu diperhatikan, namun “aku lirik” kurang memberikan kasih sayang atau perhatian tersebut.

(3)   Ngis tangis ditangis
Dianya menangis rindu
Dalam bait ketiga menjelaskan bahwa kekasih “aku lirik” meneteskan air mata karena “aku lirik” tidak memberikan perhatian kepadanya, “aku lirik”menjadikan tangisan kekasih “aku lirik semakin menjadi. Dalam baris kedua kekasih merasa kangen dengan “aku lirik” hingga dia meneteskan air mata.

(4)   Kit sakit disakit
Dianya sekarang sakit

     Dalam bait keempat menjelaskan bahwa kekasih merasakan tidak nyaman karena menderita kerena dia tak kunjung mendapatkan perhatian dari “aku lirik” serta “aku lirik menjadikan kekasihnya semakin merasakan penderitaan karena tidak ada perhatian. Baris kedua menjelaskan bahwa kekasih “aku lirik” saat ini merasa tidak nyaman karena menderita.

(5)   Lan jalan kepadaku
Agar sembuh sakitmu
Diam tangismu
Sirna rindumu
Hilang bencimu
Karena kencanaku senyum

     Dalam bait kelima “aku lirik” menyuruh kekasih”aku lirik” untuk datang menemui “aku lirik”, lalu dalam bait berikutnya “aku lirik” berkata pada kekasih segeralah datang berharap agar ketidaknyamanan dalam tubuhnya atau penderitaanya pulih kembali, tetesan air mata segera berhenti, serta kangen kekasih pada “aku lirik” segera hilang, dan tidak ada lagi perasaan tidak suka kepada “aku lirik”. Disebabkan karena emas menjadi tersenyum.

Simbol “Kekasih” dalam “Gadis Rambut Panjang”

     Simbol “kekasih” dalam sajak “ Gadis Rambut Panjang” berada dalam bait kedua baris kedua. Dalam sajak “Gadis Rambut Panjang” penulis mengibaratkan bahwa “Kekasih” dalam sajak tersebut yaitu pacar atau belahan jiwa dari “aku lirik”.

Konsep Kekasih

     Konsep kekasih pada sajak “ Gadis Rambut Panjang” jadi kekasih disini ialah kekasih dari“aku lirik”, kekasih “aku lirik merasa tidak diperhatikan oleh “aku lirik” setelah itu “aku lirik menyuruh kekasihnya datang kepada “aku lirik” agar perasaan kangen bisa sembuh.

4. Sajak “Masjid IV”
Rapikah rukuh dan mukenamu kekasih
Mari kita raba bersama dinding kiblat yang pekat
Adakah kau lihat cahaya bergerak menuju pintu hati?

Rapikah sujud rakaatmu kekasih
Mari kita tangkap bersama isi ruang
Adakah kau dengar suara lirih di nurani?

Rapikah sujud mata dan hatimu kekasih
Biar tangan ini terbuka
Menadah harap dalam janji
( Tuhan kami ada dalam malamMu)
1987
Metafora dalam sajak “Masjid IV”
Dalam Sajak “Masjid IV” menyiratkan suatu arti tentang nasehat “aku lirik” kepada kekasihnya, agar kekasinya bisa menata penglihatanya,dalam arti melihat hal-hal yang baik. Serta menjaga hatinya dan khushu dalam menghadap Allah SWT.
(1)   Rapikah rukuh dan mukenamu kekasih
Mari kita raba bersama dinding kiblat yang pekat
Adakah kau lihat cahaya bergerak menuju pintu hati?
Dalam bait pertama menjelaskan bahwa”aku lirik” bertanya kepada kekasih apakah rukuh atau mukenanya sudah rapi, karena untu menghadap Allah SWT. Lalu baris kedua menejelaskan bahwa “aku lirik” mengajak kekasih”aku lirik” untuk bersama-sama menjaga pendirian  memasuki pintu menghadap ka’bah,(menghadap Allah sang pembuat hidup). Dalam baris ketiga menjelaskan apakah kekasih melihat sinar bergerak masuk kedalam pintu hati kekasinya.

(2)   Rapikah sujud rakaatmu kekasih
Mari kita tangkap bersama isi ruang
Adakah kau dengar suara lirih di nurani?

     Dalam bait kedua menjelaskan “aku lirik”bertanya kepada kekasih “aku lirik” apakah sudah teratur dalam berlutut atau dalam menjalankan solatnya. “Kekasih disini adalah kekasih dari “aku lirik”. Lalu “aku lirik” mengajak kekasih untuk bergelut atau berperang menghadapi bersama sesuatu yang ada di sela-sela yang terbatas. Baris ketiga “aku lirik” apakah kekasih “aku lirik” mendapatkan bunyi yang lembut,pelan-pelan dan merasuk kedalam perasaan, hati yang paling dalam.

(3)   Rapikah sujud mata dan hatimu kekasih
Biar tangan ini terbuka
Menadah harap dalam janji
( Tuhan kami ada dalam malamMu)

     Dalam bait ketiga menjelaskan apakah sudah baik dalam dia berlutut kepada Allah SWT, apakah antara mata dan perasaan sudah bisa menjadi satu. Lalu baris kedua menjelaskan supaya jemari sampai pergelangan tangan tetap membuka atau meminta. Baris ketiga menjelaskan bahwa “aku lirik” dan kekasih “aku lirik” meminta agar dikabulkan permintaanya oleh Allah SWT karena mereka sudah berjanji. Baris keempat menjelaskan bahwa “aku lirik dan kekasih “aku lirik” pada waktu matahari tenggelam “aku lirik” dan kekasih “aku lirik” bersimpuh menghadap Allah SWT.

Simbol “Kekasih” dalam sajak “Masjid IV”

     Simbol “kekasih” dalam sajak “ Masjid IV” berada dalam bait pertama baris pertama, bait kedua baris pertama, dan bait ketiga baris pertama. Dalam sajak “Masjid IV” penulis mengibaratkan bahwa “Kekasih” dalam sajak tersebut yaitu pacar atau belahan jiwa dari “aku lirik”. Jadi dalam bait kedua baris pertama “Kekasih yang dimaksud adalah pacar atau belahan jiwanya dari “aku lirik”. Jadi “kekasih” dalam sajak ketiga bait tersebut mempunyai arti bahwa “Kekasih”disini adalah pacar dari “aku lirik” atau belahan jiwanya

Konsep Kekasih

     Konsep kekasih pada sajak “ Masjid IV” jadi kekasih disini ialah kekasih dari“aku lirik”, kekasih “aku lirik” dibimbing oleh “aku lirik”  untuk melakukan solat berjama’ah denganya. Serta “aku lirik” me mberikan ahan kepada kekasih “aku lirik” agar merasakan bagaimana agar suara dapat memasuki hati kekasih “aku lirik”. Lalu dalam bait ketiga “Kekasih” juga mempunyai konsep pacar atau belahan jiwa dari “aku lirik” dan didalam sajak tersebut “aku lirik” menanyakan apakah antara hati dan mata sudah dapat menjadi satu.

     Konsep bahwa manusia berpasang-pasangan semakin dikuatkan dengan adanya ayat-ayat didalam Al-Qur’an pada surat an- Najm ayat 45sampai ayat 46, serta pada surat an-Naba ayat 8. Dalam surat an-Najm dan surat an-Naba menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia itu telah diciptakan secara berpasang-pasangan, antara laki-laki dan perempuan.

(QS an-Najm : 45-46).

وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى (٤٥)

Artinya: Dan bahwasanya dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.

مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى (٤٦)

Artinya: Dari air mani, apabila dipancarkan.  
       
(QS an-Naba’ : 8).

وَخَلَقْنَٰكُمْ أَزْوَٰجًا

Artinya: Dan kami jadikan kamu berpasang-pasangan, diantara kalian ada laki-laki dan ada perempuan.








Comments